Minggu, 28 Februari 2010

KARYAWAN

Dulu, aku benci game di komputer
Sekarang, namakulah yang jadi top scorer
Andai ada lomba, aku yakin akulah pemenangnya
Seandainya ada penghargaan, aku layak jadi kandidatnya

Luntang-lantung aku berbulan-bulan
Setelah lulus tak juga dapat pekerjaan
Apa yang kurang?
Sedang IPK-ku sangat mengesankan

Kukutuk mereka yang berseragam tapi tak tahu aturan
Kumaki pegawai yang lebih sering ngopi daripada menyelesaikan pekerjaan
Yang seperti itu kok masih dipertahankan?
Benalu seperti mereka kok malah dikasih makan?

Kubuat CV-ku penuh gambaran
Tentang aku yang idealis dan impian yang ingin kuwujudkan
Kutulis lamaranku penuh harapan
Bahwa aku tidak akan mengecewakan, aku pantas diperhitungkan

Doa kupanjatkan siang dan malam
Berharap diterima di sebuah perusahaan
Menjadi karyawan dan cita-citaku dikabulkan
Tuhan, segera tunjukkan jalan

Maka disinilah aku jadi seorang karyawan
Berteman kopi dan abu rokok berserakan
Jam satu siang dan kantukku sudah tak tertahankan
Biarkan kutidur sejenak karena baik untuk kesehatan

Jangan caci aku, kalian hanya belum merasakan
Apa yang kulakukan ini adalah warisan
Tak bisa kuacuhkan, sedang yang lain juga diam
Tak bisa kutolak, aku hanya seorang karyawan yang tak ingin macam-macam

Hampir jam tiga dan aku akan pulang
Semua siap-siap bahkan ada yang sudah menghilang
Ingin jadi orang sakti, belajarlah disini
Kalau pintar pasti kamu bisa cepat lari

Dulu, aku hanya seorang pengangguran
Yang hobinya kirim-kirim lamaran
Sekarang, aku adalah seorang karyawan
Yang lebih banyak nganggur daripada melakukan pekerjaan

1 komentar:

  1. dahulu, aku seorang karyawan
    berharap mendapat gaji yang layak
    menduduki jabatan terhormat
    memilliki relasi yang melimpah kapital

    apa daya,
    jenjang karirku hanya isapan liur belaka
    bermodal otak, tapi cuma fisik yang bekerja
    siang malam tertunduk pada selembar perintah

    kini, aku seorang mantan karyawan
    tak guna sebab usia makin meradang
    berharap tuhan pun aku tak kuasa
    sebab iblis dunia makin erat menjerat keluarga

    BalasHapus