Tik, untukmu
Melihatmu bibirku ingin terus tersenyum, ingin sekali
Menatapmu mataku seolah tak punya malu lagi, seolah-olah
Memandangmu hatiku rasanya mau copot, rasa-rasanya
Tapi membayangkanmu saja seperti mau bunuh diri
Mendengar langkahmu, aku tahu itu kamu
Menangkap suaramu, gendang telingaku langsung berdenyut
Jangankan teriak, berbisik pun aku hafal nadamu
Tapi lagi-lagi, menangkap barisan kata dari bibirmu aku tak mampu
Tik, untukmu
Jangan minta aku mengatakan padamu
Karena kata keburu layu sebelum sampai di telingamu
Aku tak bisa bilang padamu
Karena mulut keburu kaku menangkap sebaris senyum itu
Jangan minta aku datang padamu
Jauh pun aku tak mampu menguasai diriku
Aku tak bisa datang, bukan tak mau
Karena kakiku langsung kaku dan terpaku pada tanah yang seperti menjeratku
Tik, untukmu
Aku pergi sesuka hatiku seperti kamu yang berlalu
Aku datang kalau mau seperti kamu yang tiba-tiba muncul di hadapanku
Raga bisa muncul dan berlalu
Entah hatimu entah pikiranmu
Kembali kalau kamu mau
Pergi lagi pun mana bisa kutolak itu
Wajahmu hadir dan menghantuiku
Bayanganmu tak pernah lepas dari otakku
Tik, untukmu
Kadang aku lari karena tak bisa kukuasai hatiku
Dan kamu pergi, entah apa yang ada di kepalamu
Kadang ingin kembali, meski ku tahu tak mampu
Dan bayangmu yang menyapa malamku
Bukan untuk kembali
Tak bisa diulang lagi
Tapi yang datang tak akan ada yang tahu
Jika mimpi ini satu, kutahu yang kumau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar