Senin, 22 Maret 2010

JANGAN LARI

Bukan hanya bagian dari kebusukan tapi lahir dari sini
Kenapa akan terus menjadi sebuah pertanyaan
Karena jawaban bukan hanya sedang di awang-awang tapi akan terus melayang
Ketika hati tidak lebih dari dengki
Dan otak lebih sering kram daripada berfungsi

Mencaci kebobrokan dan mencoba lari
Dipikirnya bisa sedang dimana-mana tak berbeda
Jika berani kenapa tidak dihadapi
Kalau pintar tentunya bisa memperbaiki
Tapi jiwa pengecut belum mati

Tak mau menjadi bagian dari masyarakat yang sakit ini
Tapi jadi penonton tentunya lebih tak berarti
Sedang waktu berputar pada detik yang sama
Dan bumi masih mengelilingi porosnya
Bukan hanya berjalan tapi bergulingan bersama

Tak ingin membusuk tapi masih memakan daging yang sama
Merah di luar dan ribuan belatung di dalamnya
Putih bukan lagi sebuah harga
Karena racun tak lagi menunjukkan warna
Berbaur dan tak menimbulkan rasa

Pergi dan menciptakan dunia sendiri
Bukan lebih mudah tapi juga betapa tak peduli
Pada bumi yang dipijak dan diludahi setiap hari
Sedang mati pun raga ingin mencium bumi
Yang melahirkanya dan memeluknya selama ini

Jangan lari, jangan hanya memaki
Bukan hanya telah menyusui tapi juga menyuapi
Selamatkan dia, jangan biarkan mati
Di tangan para jalang dan bedebah yang tak tahu diri
Yang setiap hari berteriak peduli sambil mengencingi ibu pertiwi

Jangan hanya menonton kemudian mencaci
Dia adalah ibu, kita adalah anak
Pengabdian bukan untuk setetes susu tapi juga harga diri
Bukan hanya malu tapi sakit hati
Ditelanjangi dan diperkosa ramai-ramai

Jangan lari, jangan lagi
Dengar tangisnya yang mengiris hati
Dia tidak memohon, seharusnya kamu mengerti
Sedangkan tidurmu dia yang menjagai
Tolong dia karena waktumu sudah tak lama lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar