Minggu, 28 Maret 2010

ADA BURUNG PAGI INI

Seekor burung terlihat riang pagi ini
Dari ranting ke ranting dia melompat
Meski tak keras, terdengar merdu cicitannya
Di antara hijau dia bercengkrama
Mulutnya penuh dengan semut yang tertangkap
Tak ada tangis kematian, hanya sebuah lingkaran
Dari siklus yang lebih tua dari pohon ratusan tahun di pinggiran desa
Tak ada penyesalan, sebuah aktivitas yang akan terus berjalan
Bukan mensyukuri ketiadaan tapi kebanggaan bahwa masih ada burung yang bisa terbang
Di sebuah desa yang mulai kehilangan sejuknya
Tak lagi mudah menangkap panorama yang dulu biasa
Matahari yang menembus hijau dedauanan
Burung yang bukan hanya berkicau tapi berkejaran
Sekawanan ayam yang saling berebut makanan
Bahkan ikan pun tak akan menangisi keluarganya
Yang harus berakhir di atas piring dengan lalapan seadanya
Demi sebuah keseimbangan yang harus tetap terjaga
Pemandangan yang semakin jarang terlihat di buku gambar anak sekolah
Apa yang dulu kita sebut surga, haruskah kita sebut mimpi saat ini?
Karena sungai tak lagi menyimpan ikan tapi racun yang siap mengintai
Pohon yang dulu rimbun berganti dengan jajaran tiang dan menara
Bukan meredam sengat mentari tapi justru menantangnya
Dan gedung bukan hanya tinggi tapi mencakar langit yang semakin terintimidasi
Jika masih kulihat burung pagi ini, mimpikah aku?
Tentang desa yang dulu pernah ada
Atau jangan-jangan, aku sudah ada di surga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar