Kamis, 15 April 2010

PENDOSA

Malam pekat, tak istimewa
Hanya hitam yang lain dari kamar yang sama
Bagaimana dengan hujan yang menyapa?
Masih dengan rintihan pilunya
Tentang langit yang tak kuasa menahan dosa
Bumi dengan manusia yang terus mengencinginya
Dimana aku di antara dinding-dinding?
Kadang tak bernyawa, hanya suara
Yang sekian lama terpendam
Tak lagi ingin dibungkam
Bahwa nurani semakin lelah
Pada apa yang mereka bilang benar atau salah
Karena yang terdengar hanya bualan
Yang keluar dari mulut para jahanam
Bersumpah atas nama tuhan
Kemudian bersimpuh pada altar setan
Malam pekat bukan hanya tak istimewa
Tidak hanya hitam tapi merah membara
Pada dada, hati dan kepala
Hujan telah menjadi raungan
Melihat nyawa yang begitu mudah melayang
Tak lagi ada manusia yang disohorkan akalnya
Hanya pendosa yang menjadi vampir atas saudarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar