Rabu, 19 Mei 2010

MUAK

Dengan puluhan kata, tergerak
Tidak pernah terlalu banyak, seringnya kekurangan
Barisan ini bukan pelarian, tak juga menyembuhkan
Semua terlontar, mengalir seperti air yang memang bukan untuk dibendung
Tak mempan oleh sentuhan
Muak terlanjur menyeruak

Dalam ratusan kata, tersedak
Berlarian, seperti sperma yang berlomba memenangkan sel telur
Bertabrakan, menerjang, meradang, siapa yang menang
Satu kata terbaca, satu pikiran terungkap
Yang lain berguguran, mundur untuk kembali berjuang
Sebuah kekalahan bukan untuk kematian

Di sebuah dunia, jutaan kata terpenjara
Puluhan, ratusan, bahkan mungkin jutaan lamanya
Jangan tanya baunya, busuk menyebar kemana-mana
Dan warna yang semula rupa-rupa tinggal satu adanya
Karena yang kuat selalu yang menang, si lemah hanya membudak
Pada keparat yang jadi raja, pada hitam yang suka menganiaya

Dengan satu kata, dalam satu impian, di sebuah dunia
Yang berguguran merapatkan barisan
Para budak menyatukan pikiran, tak bisa lagi dibiarkan
Seragam adalah pemerkosaan dan didengar bukan lagi pilihan
Maka muak bukanlah cacian
Tapi kata yang bahkan terlalu sopan untuk diucapkan

Surabaya, 19 Mei 2010

1 komentar: