Senin, 05 Juli 2010

TERTUTUP LISAN INI

Sekali lagi lisan dihianati, oleh kata yang sering kali disalaharti
Kata yang kemudian terdengar menyakiti, kata yang bahkan tak bisa berdiri sendiri
Dan jari yang terlanjur menunjuk, jari yang lebih tajam dari belati
Tak lagi bisa dihindari, tidak juga untuk ditepis
Maka perlihatkan wajah yang sebenarnya
Hati yang katanya teraniaya, hati yang kemudian justru melukai
Lisan ini pun tertutup, tentu saja dia takut
Karena entah telinga, entah otak, tak juga pintar mencerna
Bukan tentang siapa, bukan tentang lalu
Apa yang ada di kepala, di luar logika
Maka inikah wajah itu?
Sudah tertutup lisan ini
Tak lagi ada kata, biar hanya huruf yang bicara
Seperti apa terbaca?
Biar kulihat wajah itu sebenarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar